• Home
  • TRADISI KAWIN LARI LOMBOK

TRADISI KAWIN LARI LOMBOK

Tradisi unik suku sasak Lombok sampai saat ini masih dilakukan oleh Terune Dedare (pemuda pemudi) Lombok, tradisi unik di Lombok adalah pada saat terune (pemuda) menculik dedare (pemudi), Mendengar kata menculik pasti terdengar negatif, aneh dan sedikit kasar, tapi di lombok sudah biasa terjadi karena menculik anak perempuan atau dedare adalah budaya dan adat menikah di Lombok.
Budaya dan tradisi culik menculik di Lombok biasanya disebut "merarik" yaitu anak anak perempuan atau dedare, proses ini biasanya dilakukan terlebih dahulu sebelum mereka menikah oleh sepasan terune dedare Lombok, pasangan ini biasanya menjalankan hubungan pacaran dan untuk menikah, setelah mereka menyetujui untuk menikah , mereka akan menggoyang untuk melepaskan diri dari orang tua sang gadis, jadi itu rahasia mereka berdua, kalau rahasia itu bocor maka biasanya keluarga keluarga gadis itu akan menjaga agar tidak diculik oleh pacarnya. Setelah sang gadis berhasil diculik, pemuda akan dibawa bernyanyi gadis ke rumah keluarga untuk disembunyikan dan sehari setelah itu keluarga pemuda akan menjemput calon pengantin untuk dibawa pulang kerumah pemuda tersebut.
Peroses berikutnya adalah sejati selabar atau proses comfirmasi ke keluarga sang gadis seorang pemuda A menculik anak gadis tadi malam. Setelah proses ini berjalan biasanya keluarga pemuda akan meminta wali untuk menikahkan calon pengantin tersebut dan keluarga perempuanpun akan meminta pelakot atau penyerah dalam bentuk uang dan ada tawar menawar. Setelah kedua keluarga akuifer barulah dinikahkan.
Untuk proses terakhir adalah nyongkolan (pengantin yang diarak) proses ini semua keluarga, tetangga dan kerabat untuk mengiringi sang pengantin menggunakan pakaian adat sasak dan diiringi alat musik tradisional Lombok yaitu gendang belek dari rumah pemuda ke rumah perempuan, di rumah pengantin wanita keluarga, kerabat dan tetangga pun ikut menyanbut arak arakan kedua pengantin dan di rumah pengantin wanita siap dekor pasangan pengantin untuk di jadikan tempat berfoto dan sungkeman pengantin laki-laki kepada orang tua perempuan. Kemudian pasangan pengantin dan rombongan balik ke rumah laki-laki.

Setelah semua proses adat selesai kedua keluarga akan diadakan pertemuan lagi di rumah keluarga perempuan kekeluargaan untuk bersilaturahmi agar hubungan keduanya keluaraga semakin erat. Proses ini dinamakan proses "balas  nae".